Karakteristik  sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas dan sapi yang beriklim  dingin sangat berbeda, apa lagi di tinjau dari segi morfologinya yang  secara otomatis juga menunjang fungsi dari karakteristik sapi tersebut.  Untuk membedakan karakteristik morfologi sapi yang hidup di daerah  tropis dan sapi yang hidup di daerah beriklim dingin dapat di bedakan  sebagai berikut:
1.      Dari segi bentuk tubuhnya
Dari  segi bentuk tubuhnya, sapi yang hidup di daerah panas atau sapi yang  hidup di daerah tropis pada umumnya memiliki tubuh yang kecil dari pada  sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas. Hal ini di sebabkan  karena tubuh yang kecil sangat di butuhkan oleh sapi yang hidup di  daerah tropis atau panas sebagai konservatif dari pengaruh kecaman  panas. Beda halnya dengan sapi yang hidup di daerah dingin pada umumnya  besar atau gemuk karena pengaruh lemak yang banyak.
 Lemak  ini sebagai alat isolator yang akan menyebabkan sapi tersebut tidak  terpengaruh oleh kecaman dingin. Semakin banyak lemak pada sapi yang  hidup di daerah dingin makan akan semakin bagus karena lemak ini akan  mempertahaknkan suhu tubuh sapi tersebut, sedangkan semakin sedikit  lemak pada sapi yang hidup di daerah beriklim tropism aka akan semakin  bagus pula karena dia akan semakin mudah mengeluarkan panas dari  tubuhnya sehingga kondisi tubuhnya akan tetap seimbang dengan kondisi  lingkungan di sekitarnya. Contoh sapi yang hidup di daerah tropis atau  panas yaitu sapi bali yang kecil yang hanya mampu mencapai berat badan  kira-kira 400 kg saja dan sapi yang hidup di daerah beriklim dingin  yaitu sapi simental yang bisa mencapai berat badan 1150 kg untuk  jantannya.
2.      Dari segi rambutnya
Pada  umumnya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim tropis atau panas  memiliki rambut yang agak tipis dengan sapi yang hidup di daerah yang  beriklim dingin yang mempunyai rambut yang tebal. Rambut yang tebal pada  sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin berfungsi untuk menahan  kecaman dingin atau berfungsi sebagai isolator sehingga kondisi tubuh  sapi yang hidup di daerah beriklim dingin akan senantiasa hangat karena  sapi tersebut silindungi oleh tubuh yang sama fungsinya sebagai selimut.  Sedangkan sapi yang hidup di daerah tropis atau panas memiliki rambut  yang tipis karena untuk mempermudah pengeluaran panas tubuh dari sapi  tersebut.
3.      Dari segi ketebalan kulitnya
Dari  segi ketebalan kulitnya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas  cenderung memiliki kulit yang lebih tipis di bandingkan dengan sapi yang  hidup di daerah yang beriklim dingin. Hal ini di sebabkan karena sapi  yang hidup di daerah yang beriklim panas akan memerlukan pengeluaran  panas tubuh yang banyak sehingga kulit sapi tersebut harus tipis. Beda  halnya dengan sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin, sapi  tersebut cenderung memiliki kulit yang tebal agar sapi tersebut bisa  melawan dingin yang ekstrim sehingga kulit yang tebal tersebut juga  berfungsi sebagai isolator agar panas tubuh sapi tersebut tidak langsung  keluar tubuh dan udara lingkungan yang dingin tidak langsung masuk ke  dalam tubuh sapi tersebut.
4.      Dari segi warnanya
Dari  segi rambutnya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas pada  umumnya memiliki warna yang agak cerah di bandingkan dengan sapi yang  hidup di daerah yang beriklim dingin yang pada umumnya memiliki warna  yang agak gelap. Hal ini juga berfungsi sebagai isolator pada sapi  karena warna bulu juga itu akan menghantarkan panas pada sapi yang hidup  di daerah yang beriklim panas dan akan mengikat panas pada sapi yang  beriklim dingin.
5.      Dari segi pola makanannya
Dari  segi makanannya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim tropis atau  daerah yang beriklim panas akan cenderung memakan makanan yang yang  mengandung banyak karbohidrat seperti rumput-rumputan karena karbohidrat  pada makanan itu tidak terlalu memberikan efek panas pada tubuh sapi.  Sedangkan sapi yang hidup di daerah dingin akan memakan makanan yang  mengandung banyak protein seperti konsentrat, karena protein pada  makanan akan menimbulkan efek panas pada tubuh sapi yang hidup di daerah  yang beriklim dingin tersebut sehingga sapi tersebut akan terjaga  kondisi tubuhnya dari cekaman dingin.
6.      Dari segi panjang kakinya
Dari  segi panjang kakinya, kebanyakan sapi dari daerah yang beriklim panas  akan memiliki kaki yang panjang dari pada sapi yang hidup di daerah yang  beriklim dingin. Kaki yang panjang pada sapi yang hidup di daerah  tropis atau panas berfungsi untuk menghindari cekaman panas bumi dari  panas. Namun perlu di ketahui bahwa tidak semua sapi yang beriklim  tropis memiliki kaki yang panjang, hal ini tergantung struktur tempat  tinggal sapi tersebut. Misalnya sapi bali yang hidup di Indonesia,  memiliki kaki yang cenderung agak pendek karena ini bertujuan untuk  menyesuaikan kondisi atau struktur bumi Indonesia yang pada umumnya  berbukit bukit sehingga di butuhkan kaki yang pendek.
7.      Dari segi rumennya
Dari  segi rumennya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin akan  memiliki rumen yang lebih besar daripada sapi yang hidup di daerah yang  beriklim panas. Hal ini di sebabkan karena fungsi rumen adalah tempat  tumbuhnya bakteri yang akan mengolah makanan yang di makan oleh sapi  sehingga makanan tersebut berubah menjadi sari-sari makanan yang  kemudian masuk kedalam usus sapi lalu di sebar keseluruh tubuh. Rumen  yang besar pada sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin  membutuhkan rumen yang besar agar proses pengolahan makanan oleh bakteri  tersebut akan cepat terjadi karena di olah oleh banyak bakteri.
8.      Dari segi tingkah lakunya
Dari  segi tingkah lakunya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin  akan lebih banyak bergerak dari pada sapi yang hidup di daerah yang  beriklim panas karena sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin  membutuhkan gerak agar proses metabolism dalam tubuhnya lebih cepat  terjadi sehingga akan menghasilkan panas yang dapat melawan cekaman  dingin di lingkungannya. Sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas  cenderung diam atau berendam daripada banyak bergerak karena dengan  berdiam atau dengan berendam maka di dalam tubuhnya akan melambatkan  proses metabolism sehingga akan mempertahankan kondisi tubuhnya.
Adapun  beberapa contoh karakteristik sapi yang hidup di daerah yang memiliki  iklim tropis atau panas dan sapi yang hidup di daerah yang memiliki  iklim yang dingin.
1.      Karakteristik morfologi bangsa sapi beriklim panas seperti sapi Ongol yaitu :
Sapi  ongol memiliki badan besar dan mempunyai punuk yang besar, memiliki  gelambir yang longgar dan berleher pendek. Kulit berwarna kuning dengan  bulu putih atau kehitam-hitaman. Kulit di sekeliling mata, bulu mata,  moncong, kuku dan bulu cambuk pada ujung ekor berwarna hitam. Kepala  pendek dengan profil melengkung. Mata besar dengan sorot yang tenang.  Tanduk pendek dan tanduk pada sapi betina berukuran lebih panjang di  bandingkan dengan sapi jantan. Telinga panjang dan menggantung, sapi  ongole akan dewasa kelamin pada umur 24-30 bulan serta memiliki daya  adaptasi yang baik.
2.      Karakteristik bangsa sapi beriklim dingin
a.       Sapi Simental
Sapi Simental adalah bangsa Bos Taurus (Talib dan Siregar, 1999) berasal dari daerah Simme  di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua  Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu  coklat kemerahan (merah bata), di bagian muka dan lutut ke bawah serta  ujung ekor berwarna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat  badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg (Anonimus, 2002b). 
b.      Sapi Limousin
Sapi  Limousin adalah bangsa Bos Taurus (Talib dan Siregar, 1999), di  kembangkan pertama di Prancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan  perototan yang lebih baik dari simental, warna bulu coklat tua kecuali  di sekitar ambing berwarna putih serta lutut ke bawah dan sekitar mata  berwarna lebih terang. Sapi Limousin mempunyai ciri berwarna hitam  bervariasi dengan berwarna merah bata dan putih, terdapat warna putih  pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat  produksi yang baik. Limousin merupakan keturunan sapi eropa yang  berkembang di Prancis dan sapi jenis ini merajai di pasar-pasar sapi  Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, harganya mahal  karena mempunyai tingkat pertambahan berat badan yang cepat perharinya  yaitu 1,1 kg.

Bagus sekali pak...
BalasHapusTerima kasih pak...infonya sangat membantu.