semoga kita semua mendapat pencerahan dari-Nya, hingga kelak kita semua termasuk orang-orang yang meninggalkan dunia ini dengan ilmu....

Selasa, 21 September 2010

KARAKTERISTIK MORFOLOGI SAPI YANG BERIKLIM PANAS DAN SAPI YANG BERIKLIM DINGIN SERTA FUNGSINYA


Karakteristik sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas dan sapi yang beriklim dingin sangat berbeda, apa lagi di tinjau dari segi morfologinya yang secara otomatis juga menunjang fungsi dari karakteristik sapi tersebut. Untuk membedakan karakteristik morfologi sapi yang hidup di daerah tropis dan sapi yang hidup di daerah beriklim dingin dapat di bedakan sebagai berikut:
1. Dari segi bentuk tubuhnya
Dari segi bentuk tubuhnya, sapi yang hidup di daerah panas atau sapi yang hidup di daerah tropis pada umumnya memiliki tubuh yang kecil dari pada sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas. Hal ini di sebabkan karena tubuh yang kecil sangat di butuhkan oleh sapi yang hidup di daerah tropis atau panas sebagai konservatif dari pengaruh kecaman panas. Beda halnya dengan sapi yang hidup di daerah dingin pada umumnya besar atau gemuk karena pengaruh lemak yang banyak.
Lemak ini sebagai alat isolator yang akan menyebabkan sapi tersebut tidak terpengaruh oleh kecaman dingin. Semakin banyak lemak pada sapi yang hidup di daerah dingin makan akan semakin bagus karena lemak ini akan mempertahaknkan suhu tubuh sapi tersebut, sedangkan semakin sedikit lemak pada sapi yang hidup di daerah beriklim tropism aka akan semakin bagus pula karena dia akan semakin mudah mengeluarkan panas dari tubuhnya sehingga kondisi tubuhnya akan tetap seimbang dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Contoh sapi yang hidup di daerah tropis atau panas yaitu sapi bali yang kecil yang hanya mampu mencapai berat badan kira-kira 400 kg saja dan sapi yang hidup di daerah beriklim dingin yaitu sapi simental yang bisa mencapai berat badan 1150 kg untuk jantannya.
2. Dari segi rambutnya
Pada umumnya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim tropis atau panas memiliki rambut yang agak tipis dengan sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin yang mempunyai rambut yang tebal. Rambut yang tebal pada sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin berfungsi untuk menahan kecaman dingin atau berfungsi sebagai isolator sehingga kondisi tubuh sapi yang hidup di daerah beriklim dingin akan senantiasa hangat karena sapi tersebut silindungi oleh tubuh yang sama fungsinya sebagai selimut. Sedangkan sapi yang hidup di daerah tropis atau panas memiliki rambut yang tipis karena untuk mempermudah pengeluaran panas tubuh dari sapi tersebut.
3. Dari segi ketebalan kulitnya
Dari segi ketebalan kulitnya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas cenderung memiliki kulit yang lebih tipis di bandingkan dengan sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin. Hal ini di sebabkan karena sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas akan memerlukan pengeluaran panas tubuh yang banyak sehingga kulit sapi tersebut harus tipis. Beda halnya dengan sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin, sapi tersebut cenderung memiliki kulit yang tebal agar sapi tersebut bisa melawan dingin yang ekstrim sehingga kulit yang tebal tersebut juga berfungsi sebagai isolator agar panas tubuh sapi tersebut tidak langsung keluar tubuh dan udara lingkungan yang dingin tidak langsung masuk ke dalam tubuh sapi tersebut.
4. Dari segi warnanya
Dari segi rambutnya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas pada umumnya memiliki warna yang agak cerah di bandingkan dengan sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin yang pada umumnya memiliki warna yang agak gelap. Hal ini juga berfungsi sebagai isolator pada sapi karena warna bulu juga itu akan menghantarkan panas pada sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas dan akan mengikat panas pada sapi yang beriklim dingin.
5. Dari segi pola makanannya
Dari segi makanannya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim tropis atau daerah yang beriklim panas akan cenderung memakan makanan yang yang mengandung banyak karbohidrat seperti rumput-rumputan karena karbohidrat pada makanan itu tidak terlalu memberikan efek panas pada tubuh sapi. Sedangkan sapi yang hidup di daerah dingin akan memakan makanan yang mengandung banyak protein seperti konsentrat, karena protein pada makanan akan menimbulkan efek panas pada tubuh sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin tersebut sehingga sapi tersebut akan terjaga kondisi tubuhnya dari cekaman dingin.
6. Dari segi panjang kakinya
Dari segi panjang kakinya, kebanyakan sapi dari daerah yang beriklim panas akan memiliki kaki yang panjang dari pada sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin. Kaki yang panjang pada sapi yang hidup di daerah tropis atau panas berfungsi untuk menghindari cekaman panas bumi dari panas. Namun perlu di ketahui bahwa tidak semua sapi yang beriklim tropis memiliki kaki yang panjang, hal ini tergantung struktur tempat tinggal sapi tersebut. Misalnya sapi bali yang hidup di Indonesia, memiliki kaki yang cenderung agak pendek karena ini bertujuan untuk menyesuaikan kondisi atau struktur bumi Indonesia yang pada umumnya berbukit bukit sehingga di butuhkan kaki yang pendek.
7. Dari segi rumennya
Dari segi rumennya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin akan memiliki rumen yang lebih besar daripada sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas. Hal ini di sebabkan karena fungsi rumen adalah tempat tumbuhnya bakteri yang akan mengolah makanan yang di makan oleh sapi sehingga makanan tersebut berubah menjadi sari-sari makanan yang kemudian masuk kedalam usus sapi lalu di sebar keseluruh tubuh. Rumen yang besar pada sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin membutuhkan rumen yang besar agar proses pengolahan makanan oleh bakteri tersebut akan cepat terjadi karena di olah oleh banyak bakteri.
8. Dari segi tingkah lakunya
Dari segi tingkah lakunya, sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin akan lebih banyak bergerak dari pada sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas karena sapi yang hidup di daerah yang beriklim dingin membutuhkan gerak agar proses metabolism dalam tubuhnya lebih cepat terjadi sehingga akan menghasilkan panas yang dapat melawan cekaman dingin di lingkungannya. Sapi yang hidup di daerah yang beriklim panas cenderung diam atau berendam daripada banyak bergerak karena dengan berdiam atau dengan berendam maka di dalam tubuhnya akan melambatkan proses metabolism sehingga akan mempertahankan kondisi tubuhnya.
Adapun beberapa contoh karakteristik sapi yang hidup di daerah yang memiliki iklim tropis atau panas dan sapi yang hidup di daerah yang memiliki iklim yang dingin.
1. Karakteristik morfologi bangsa sapi beriklim panas seperti sapi Ongol yaitu :
Sapi ongol memiliki badan besar dan mempunyai punuk yang besar, memiliki gelambir yang longgar dan berleher pendek. Kulit berwarna kuning dengan bulu putih atau kehitam-hitaman. Kulit di sekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku dan bulu cambuk pada ujung ekor berwarna hitam. Kepala pendek dengan profil melengkung. Mata besar dengan sorot yang tenang. Tanduk pendek dan tanduk pada sapi betina berukuran lebih panjang di bandingkan dengan sapi jantan. Telinga panjang dan menggantung, sapi ongole akan dewasa kelamin pada umur 24-30 bulan serta memiliki daya adaptasi yang baik.
2. Karakteristik bangsa sapi beriklim dingin
a. Sapi Simental
Sapi Simental adalah bangsa Bos Taurus (Talib dan Siregar, 1999) berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), di bagian muka dan lutut ke bawah serta ujung ekor berwarna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg (Anonimus, 2002b).
b. Sapi Limousin
Sapi Limousin adalah bangsa Bos Taurus (Talib dan Siregar, 1999), di kembangkan pertama di Prancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari simental, warna bulu coklat tua kecuali di sekitar ambing berwarna putih serta lutut ke bawah dan sekitar mata berwarna lebih terang. Sapi Limousin mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan berwarna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik. Limousin merupakan keturunan sapi eropa yang berkembang di Prancis dan sapi jenis ini merajai di pasar-pasar sapi Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, harganya mahal karena mempunyai tingkat pertambahan berat badan yang cepat perharinya yaitu 1,1 kg.

1 komentar: